Sejaktahun 2016 hingga tahun 2018 Festcil, mereka selalu berlokasi di Wisma Jerman Surabaya. Informasi: https://www Setelah menikmati JAFF, ada angin segar untuk penggemar film dokumenter dengan hadirnya Festival Film Dokumenter di bulan Desember. FFD memiliki kategori film panjang dokumenter, film pendek dokumenter, hingga film pelajar PanitiaFestival Film Dokumenter 2019 ketika memberikan keterangan pers. (FOTO: Desty Luthfiani/TIMES Indonesia) Pewarta: Desty Luthfiani (MG-215) | Editor: Faizal R Arief TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA - Yogyakarta akan menjadi tuan rumah Festival Film Dokumenter 2019 . TEMPOCO, Denpasar - Bali Internasional Film Festival 2018 akan menayangkan lebih dari 100 film pendek, feature film, dan film dokumenter dari 30 negara dan memberi fokus kepada sejarah industri perfilman Indonesia.. Baca: Balinale Film Festival Kedelapan Angkat Tema Perempuan Festival Founder Bali International Film Festival Deborah Gabinetti mengatakan gelaran yang lebih dikenal dengan FilmNomine 2010: Hari-Hari Terakhir Bung Karno: Avisarti Film: Beasiswa Ala Bajo: Metro TV: Cahaya Air Batang Uru: Rumah Ide Radio Rimba Raya: Kancamara Serupa Tapi Tak Sama: Rumah Ide 2011: Donor ASI: Ani Ema Susanti: Cerita dari Tapal Batas: Wisnu Adi Metamorfoblus: Dosy Omar Lampion-Lampion: Dwitra J. Ariana Penjara dan Nirwana: Daniel Rudi Haryanto: 2012 Febru Pameran Temporer : BPNB Provinsi Kalimantan Barat Pamerkan Benda Cagar Budaya dan Buku Hasil Penelitian October 26, 2021. Sebagai wujud implementasi visi tersebut, maka BPNB Kalbar mengadakan Kegiatan Festival Film Dokumenter Pendek (FFDP) 2017 untuk wilayah se-Kalimantan Barat. Pelaksanaan Festival Film Dokumenter Pendek BaliPrison Music Festival 2018 yang diikuti warga binaan lapas dan rutan se-Bali, membuat Erick Est tertarik menjadikan sebuah film dokumenter Senin, 25 Juli 2022 Cari Perhelatantahunan Festival Film Dokumenter (FFD) tahun 2018 resmi berakhir. Dimulai dari tanggal 5 sampai dengan 12 Desember 2018, FFD telah diselenggarakan dengan serangkaian agenda pemutaran film-film program, pemutaran film-film peserta kompetisi, diskusi, peluncuran program baru, lokakarya kritik film hingga pameran dan ekshibisi di dua lokasi; Taman Budaya Yogyakarta dan IFI - LIP Padahari pertama, Rabu (13/4) diputar film Tocar y Luchar (2006, Alberto Avelo), sebuah film dokumenter mengenai proyek sosial paling penting dalam dekade terakhir. Film ini bercerita tentang mimpi lebih dari 200 anak-anak dan remaja di Venezuela serta di negara Amerika Latin lainnya untuk bermain musik. pp7S. Place Yogyakarta, IndonesiaWebsite ffdjogjaTwitter –Instagram ffdjogja About Festival Film Dokumenter FFD is an annual event held by Forum Film Dokumenter, a non-profit organization based in Yogyakarta, focusing on documentary film research and archiving, as well as film appreciation for educational purposes. Articles 07/08/2021 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2021 Call for Entry 05/12/2020 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2020 Call for Entry 07/07/2019 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2019 Call for Entry 10/17/2018 – Festival Film Dokumenter Film Criticism Workshop – Call for Applications Call for Applications 05/07/2018 – Festival Film Dokumenter – Call for Entry 2018 Call for Entry Go back to the Active Festivals Sixteen film projects announced for IDFA Project Space 2023Read more about the selected projects and renowned tutors >IDFA Bertha Fund announces new IBF Europe – Minority Co-production selectionIDFA Bertha Fund announces new IBF Europe – Minority Co-production selectionThe IDFA Bertha Fund is delighted to support seven new documentary projects through the IDFA Bertha Fund Europe – Minority Co-production funding scheme. Since 2022, the Fund only accepts applications from producers that are involved as minority co-producers on the project. The Fund is awarding an amount of €40,000 to each selected project, in addition to offering year-round opportunities for connecting with IDFA’s professional network.… Read moreIDFA films on PiclIDFA films on PiclDuring the year, many films that premiered at IDFA get released in the Netherlands. The films listed below can now be streamed online via Picl only available within the Netherlands. … More infoLatest newsIDFA Bertha Fund announces new IBF Europe – Minority Co-production selectionSelection of film projects and tutors for IDFA Project Space 2023 announcedDocs for Sale catalogue opens with eight exciting filmsNew films to watch at homeZinderIn Flow of WordsMr. LandsbergisHerdShowgirls of PakistanClassics to watch at homeAnniversary of the RevolutionEpisode 3 - Enjoy PovertyThe Other Man - de Klerk and the End of Apartheid Prescon festival film dokumenter 2018/Karni Narendra - Agenda tahunan FFD Festival Film Dokumenter kembali digelar pada 5-12 Desember 2018 di dua tempat yaitu di Taman Budaya Yogyakarta dan IFI LIP Yogyakarta. Memasuki usia yang ke-17 FFD tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana selalu mengangkat tema khusus. Tahun ini FFD tidak mengangkat tema yang spesifik. Hal tersebut merupakan upaya untuk menghidupkan kembali semangat awal FFD dalam mengamati perkembangan dokumenter sebagai refleksi sosial dan media edukasi, yaitu merekam yang tersisa, mencari yang tak terlihat, dan menemukan pengetahuan. Uki Satya Festival Director dalam konferensi pers 28/11 di IFI-LIP Sagan menjelaskan selama 17 tahun FFD telah mengalami berbagai macam program dan sering mengalami pergeseran,”apa sih esensi kita FFD mampu bertahan selama ini? Cara kita memandang documenter ini seperti apa?,” ujarnya. “Dokumenter sebagai medium yang tidak hanya memberikan tontonan tetapi isu-isu apa yang sedang aktual di sekitar kita dan isu-isu apa yang harus kita soroti?” jelasnya lebih lanjut. Agenda utama dalam FFD 2018 diantaranya pemutaran kompetisi dan non kompetisi, diskusi dan presentasi, ekshibisi, dan ini FFD menerima 118 film kategori dokumenter panjang internasional, 100 film kategori dokumenter pendek, dan 23 film kategori dokumenter pelajar. Kompetisi tahun ini melibatkan beberapa Juri kawakan yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Juri yang terlibat dalam film dokumenter panjang diantaranya Wakai Makiko programmer Yamagata International Film Festival, Nicolas Boone Filmmaker Perancis dan Bonnie Triyana Sejarawan Indonesia. Di kategori film pendek melibatkan tiga juri yaitu Mandy Marahimin Produser Tanakhir Films, Aryo Danusiri filmmaker Indonesia, dan Fan Wu programmer Taiwan International Documentary Festval dan beberapa juri yang lainnya. Sedangkan agenda pemutaran film non kompetisi akan dibagi dalam 13 program, yaitu perspektif, spektrum, Retrospektif, The Feelings of Reality, Taiwan Documentary, Polish Docs, Looking After the Family, A Play of Perspective, Fragmen kecil Asia, Human, Frame by Frame, DocSound, Lanskap, Le Mois du Documentaire, dan spesial screening Talking Money.